Objek Desain Arsitektur Bergaya Neo-Gotik

Seni sendiri menurut saya sesuatu yang dapat menenangkan hati serta pikiran, tidak harus berupa objek kadang seni sendiri bisa didapatkan dari seni musik yang dapat didengarkan kapanpun dan dimanapun. Selain seni, saya juga menyukai desain. Desain yang saya suka lebih menuju seperti bentuk desain arsitektur bangunan kuno seperti di masa penjajahan atau bahkan desain arsitektur di Yunani tempatnya para dewa. Begitu kental dengan gaya klasik juga kuno, terasa dibawa terbang ke dunia para dewa. Kali ini saya ingin membagikan pengalaman berkaitan dengan objek suatu desain arsitektur. Disini saya mengambil bangunan arsitektur kuno yang berada di Jakarta, tepatnya sebuah tempat beribadah umat katolik. Iya, Gereja Katedral Jakarta.


Gereja ini merupakan salah satu situs cagar budaya di Jakarta. Pembangunannya pun memiliki sebuah sejarah yang panjang, dimana ketika Paus Pius VII mengangkat pastor Nelissen sebagai prefek apostik Hindia Belanda pada 1807. Saat itulah dimulai penyebaran misi dan pembangunan gereja katolik di kawasan nusantara, termasuk di Jakarta. Jika dilihat secara umum, arsitektur bangunan Gereja Katedral ini memiliki ciri Eropa dengan gaya neo gotic. Bangunan ini juga memiliki daun pintu yang begitu menjulang tinggi serta banyak sekali jendela.

Jendela-jendela tersebut juga dihiasi dengan lukisan yang menjelaskan tentang sebuah peristiwa besar dimana terjadinya perang salib yang pernah dialami oleh Yesus Kristus. Lalu dibagian bawah lukisan tersebut, terdapat  bilik-bilik yang digunakan sebagai tempat untuk pengakuan dosa. Sementara di bagian depan kita dapat melihat sebuah altar suci pemberian dari seorang Komisaris Jenderal Du Bus de Gisignies. Meski sudah berumur tua, meja altar tersebut masih digunakan sebagai altar utama dalam berbagai misa.

Saya tertarik mengambil objek Gereja Katedral ini karena memiliki desain arsitektur bangunan yang begitu kuno dan memiliki gaya neo-gotic dari Eropa yakni arsitektur yang sangat lazim digunakan untuk membangun gedung gereja beberapa abad yang lalu. Lalu selain itu nama Gereja Katedral ini memiliki nama resmi yang menurut saya unik dimana nama resmi tersebut adalah Gereja Santa Maria Diangkat Ke Surga (bahasa Belanda: De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming)

Selain itu yang membuat Gereja Katedral ini saya pilih karena Gereja tersebut memiliki sebuah Goa Maria, Goa Maria yang terdapat di Gereja tersebut juga memiliki bentuk fisiknya mirip dengan Goa Maria di Lourdes Prancis. Dan pada arsitektur Gereja tersebut terdapat 3 menara, dimana ada Menara Benteng Daud, Menara Gading dan Menara Angelus Dei. Ketiga menara tersebut terbuat dari besi yang didatangkan dari Nederland dan bagian atas dibuat di bengkel Willhelmina, Batavia.

Di Gereja Katedral ini juga memiliki sebuah museum dan ini menjadi point penting mengapa saya memilih Gereja Katedral untuk diteliti. Pembuatan museum ini juga memiliki sebuah awal dimana berawal dari rasa cinta Kurris terhadap sejarah dan benda-benda bersejarah. Menurutnya, benda-benda bersejarah itu dapat membangkitkan rasa kagum manusia terhadap masa lampau dan keinginannya menyalurkan pengetahuan dari generasi ke generasi. Museum Katedral ini berada di ruang balkon Katedral. Dan Gereja Katedral ini bersebrangan dengan Masjid Istiqlal yang membuatnya semakin membuat jiwa toleransi beragaman diri kita semakin tinggi.

Penjelasan diatas menurut saya lebih dari cukup mengapa saya memilih objek desain arsitektur dari sebuah cagar budaya di Jakarta, Gereja Katedral.

Terima Kasih. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Objek Kajian Semiotika "Tema Kemanusiaan" (Lukisan Karya Effendi Koesoema )

Kajian Literatur

Review Penelitian Seni Rupa dan Desain