Semiontika dari Pengalaman Sehari-hari

Semiotika merupakan ilmu yang mempelajari tentang suatu tanda (sign). Dalam ilmu komunikasi “tanda” merupakan sebuah interaksi makna yang disampaikan kepada orang lain melalui tanda-tanda. Makna dari tanda ini sendiri adalah sesuatu yang berhubungan dengan suatu objek maupun ide dari suatu tanda. 

Dalam kehidupan sehari-hari ini kita juga sudah menggunakan semiotik tanpa kita sadari bahkan disadari, berkomunikasi termasuk ke dalam semiotika dalam bahasa dimana masyarakat ikut andil di dalamnya untuk memberikan suatu tanda ke manusia lainnya. Jadi bukan hanya sebatas kepada benda tetapi juga adanya peristiwa, struktur yang ditemukan dalam sesuatu, suatu kebiasaan, semua ini dapat disebut tanda.

Sebagai contoh pengalaman yang saya terima adalah saat menemukan sebuah laptop yang tertinggal di angkutan umum di Daerah Bogor. Saat itu saya tengah pulang dari pusat perbelanjaan dengan angkutan umum (Angkot) dan saat bersamaan salah satu penumpang turun dengan tas serta berkas-berkasnya yang tertinggal di tas laptop tersebut. 

Tanda disini dimana sebuah laptop yang tertinggal di angkutan umum (angkot) atau sebuah tas laptop yang tidak sengaja tertinggal karena pemiliknya terburu-buru. 

Setelah kejadian itu supir angkutan umum  mulai merasa barang tertinggal itu adalah milik dia, karena sesuatu yang tertinggal di angkot miliknya adalah Hak dirinya. Padahal bukan seperti itu konsep pemikirannya, terlebih saya yang menemukannya dan itu adalah Hak saya dan saya merasa jika laptop itu diberikan ke supir angkot tersebut akan berdampak buruk. Takutnya tidak dikembalikan ke pemiliknya, akhirnya lepas itu saya menelepon pemiliknya dengan ponsel yang ikut tertinggal juga di tas laptop tersebut. Untuk mengembalikan laptop dan barang lainnya kepada sang pemilik.

Tanda disini adalah konsep seperti halnya hati yang tergerak untuk mengembalikan barang orang yang tertinggal bukan untuk berniat buruk seperti membiarkannya dan memanfaatkan moment menguntungkan seperti itu. Seperti halnya mengambil kesempatan dalam kesempitan seseorang.

Setelah menghubungi beberapa nomor saudara bahkan keluarganya akhirnya dari sini saya menemukan titik terang, pemilik tersebut akhirnya bersedia mengambil laptop serta berkas-berkas lainnya yang dibawa oleh saya ke rumah. Dalam perjalanan pulang saya tetap menghubungi pemilik tas itu dan memberikan alamat rumah saya untuk mengembalikan barang ke pemiliknya.

Setelah itu saya dihubungi pemiliknya kembali kalau dirinya sudah berada di titik tujuan rumah saya, saat bertemu pemilik tersebut sangat berterima kasih karena menjaga dan menemukan barang-barang miliknya dengan baik tanpa satu pun yang hilang ataupun rusak. Dirinya berkata sangat jarang menemukan orang yang baik serta jujur di zaman seperti ini, setelah itu dirinya memberikan saya sebuah imbalan berupa uang untuk balas budi karena telah menemukan berkas-berkas penting miliknya. Dari sini saya paham dengan makna dari suatu kejadian tersebut, seperti halnya berusaha lah tetap menjadi seseorang yang baik dan juga jujur karena kita hidup di zaman yang modern yang kadang manusia baik juga jujur suka sulit ditemukan dan tetap menjadi diri sendiri serta jangan mengambil suatu kesusahan orang lain menjadi sebuah keuntungan untuk diri sendiri dan jangan sampai menjadi orang-orang yang merugikan bagi diri sendiri maupun untuk orang lain.

Sekian pengalaman yang bisa dijabarkan dengan metode semiotika dalam kehidupan sehari-hari yang bisa saya berikan kepada para pembaca sekalian, semoga kita dapat mengambil makna di dalam setiap pengalaman yang telah kita lewati dan bisa menjadi sebuah pelajaran untuk diri sendiri juga orang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Objek Kajian Semiotika "Tema Kemanusiaan" (Lukisan Karya Effendi Koesoema )

Kajian Literatur

Review Penelitian Seni Rupa dan Desain