Kajian Semiotika Pada Film Laskar Pelangi



I. PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Andrea Hirata (1967) merupakan seorang novelis asal Bangka Belitung. Andrea sendiri merupakan mahasiswa lulusan S1 Ekonomi di Universitas Indonesia dan mendapatkan beasiswa Uni Eropa di Perancis serta United Kingdom. Andrea Hirata lalu resmi menjadi pegawai PT.Telkom dan manakala dia menjadi salah seorang relawan untuk korban tsunami di Aceh, niat menulis untuk inspiratornya kian membuncah dimana dirinya mulai memantapkan hati untuk menulis perjuangan gurunya ke dalam sebuah karya sastra. Andrea berhasil membuat sebuah novel yang berjudul ‘Laskar Pelangi’ hanya dalam waktu tiga minggu. Tak lama berselang novel tersebut kemudian menjadi best seller dan merambah ke dunia perfilman.

     Film Laskar Pelangi merupakan salah satu film inspiratif yang diadaptasi dari sebuah novel best seller karya Andrea Hirata. Filmnya diangkat ke layar lebar pada 2008. Laskar Pelangi termasuk ke dalam cerita biografi atau kisah hidup di dunia nyata, namun berdasarkan karangan si penulis itu sendiri dengan banyaknya motivasi yang dapat diambil pada film tersebut.  Buku novel maupun film Laskar Pelangi begitu menarik karena merupakan karya sastra yang inspiratif dan banyak motivasi yang dituangkan penulis pada karya miliknya, serta menampilkan alam dari Pulau Bangka Belitung yang indah. 

    Dalam film itu kita juga diajarkan menjadi orang yang sederhana, selalu semangat, dan tidak pernah putus asa dengan apa yang terjadi. Film ini begitu penting dan menarik karena mengajarkan kita berterima kasih kepada jasa seorang guru-guru yang telah berjuang mengajarkan murid-muridnya demi masa depan yang cerah, walaupun memiliki keterbatasan materi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat induktif yaitu pengembangan konsep berdasarkan data yang ada. Bahasan menggunakan analisis pendekatan estetika dalam mendeskripsikan tanda pada film Laskar Pelangi untuk menghasilkan sebuah kesimpulan.


     B.    RUMUSAN MASALAH

  • Apa tujuan Andrea Hirata menulis novel Laskar Pelangi?

  • Mengapa Andrea Hirata memilih Bangka Belitung sebagai latar tempatnya?

  • Bagaimanakah cara kita bisa memetik setiap nilai sosial yang terdapat pada novel maupun film Laskar Pelangi?



     C.    TUJUAN
  • Penekanan terhadap setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan. Pada film Laskar Pelangi menceritakan bahwa pendidikan tidaklah memandang materi, bahkan anak-anak yang kurang mampu juga berhak mendapatkan sebuah pendidikan.
  • Penekanan terhadap pemerintah untuk selalu memperhatikan setiap sekolah yang berada dipinggiran.
  • Mengajarkan manusia untuk lebih mengutamakan pendidikan akidah yang merupakan pembentukan karakter diri yang baik dan tidak tergoda oleh kemewahan dunia
  • Penekanan terhadap pemerintah untuk selalu memperhatikan nasib guru-guru yang tidak mendapatkan keadilan dalam mengabdi untuk masa depan anak-anaknya
  • Mengajarkan kita untuk tidak memandang rendah sebuah pendidikan.

     

      D.    RANGKAIAN TEORI

  • TUJUAN NOVEL LASKAR PELANGI
         Andrea Hirata memiliki tujuan dalam membuat penulisan karya sastra yang berjudul ‘Laskar Pelangi.’ Tujuannya untuk berterima kasih kepada guru-guru yang telah berjuang demi masa depan anak-anak terlebih dengan semua keterbatasan materi yang ada, tidak menyurutkan jasa serta semangat seorang guru berhenti sampai disana. Novel ini juga ia tulis untuk mengenang jasa serta kenangan penulis bersama sahabat-sahabatnya yang ia sebut sebagai ‘Laskar Pelangi.’
  • BANGKA BELITUNG SEBAGAI LATAR
        Pemilihan Pulau Bangka Belitung sendiri karena daerah tersebut adalah kampung halaman Andrea Hirata. Ia dilahirkan serta dibesarkan di Desa Gantung, Bangka Belitung. Terciptanya film Laskar Pelangi membuat popularitas baik bagi Bangka Belitung, dimana panorama Pulau Belitung yang indah membuat banyak orang penasaran akan keindahan Negeri Laskar Pelangi tersebut.
  • NILAI SOSIAL PADA FILM LASKAR PELANGI
          Nilai yang dapat diambil pada film ini seperti halnya beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana pada beberapa adegan film anggota Laskar Pelangi diajarkan memiliki akhlak mulia, tata krama serta sopan santun. Dan nilai yang dapat dipetik adalah kita diajarkan memiliki rasa tanggung jawab dan kepemimpinan yang dilakukan setiap anggota Laskar Pelangi untuk tidak pernah menyerah.


     E.    PEMBAHASAN

     Penelitian dengan tajuk ‘Kajian Semiotika Pada Film Laskar Pelangi (Karya Riri Riza)’ menggunakan metode penelitian kualitatif. Dengan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika dengan pendekatan kualitatif yang bersifat induktif. Kedua metode ini digunakan untuk mengungkapkan makna simbol yang ditemukan dalam film Laskar Pelangi. Setiap adegan-adegan pada film tersebut menyampaikan banyaknya pesan edukatif seperti pesan moral, kepemimpinan, serta keagamaan. Dengan pesan edukatif tersebut berguna untuk membimbing manusia sebagai makhluk Tuhan yang ingin mencapai kesempurnaan berupa pikiran dan budi pekerti yang baik serta memiliki pemikiran yang dewasa.

     Film Laskar Pelangi ini begitu pantas dan layak untuk dipertontonkan pada setiap hari pendidikan Nasional. Dan pada penelitian ini membahas teks-teks dala film Laskar Pelangi berupa pesan moral yang edukatif melalui setiap scene adegannya. Dengan menggunakan teori semiotika Charles Sanders Pierce yang membahas simbol serta ikon yang terdapat pada film Laskar Pelangi untuk menggambarkan sebuah realitas. Berikut hasil analisis data berdasarkan teori semiotika Charles Sanders Pierce.
  • Ikon : Tanda pada objek yang pertama disini adalah tentang dua sekolah, yaitu sekolah Muhammadiyah dan sekolah PN Timah. Dengan kondisi kedua sekolah yang berkebalikan, dimana sekolah Muhammadiyah memiliki kekurangan pada fasilitas maupun guru-gurunya. Sedangkan sekolah PN Timah memiliki semua fasilitas yang serba mewah, kedua sekolah ini merupakan sebuah ikon dari penanda sosial
       

                                Sekolah Muhammadiyah


         

                                       Sekolah PN Timah 

  • Ikon : Tanda objek kedua disini adalah kostum yang digunakan oleh para pemain, terlihat sekali kostum yang dikenakan oleh tokoh-tokoh yang bersekolah di Muhammadiyah memiliki kesan yang begitu sederhana. Mulai dari guru, murid, bahkan orang tua murid memakai kostum yang sederhana. Sedangkan kondisi sekolah PN Timah begitu berbeda, terlihat guru, murid, serta orang tua murid yang mengenakan kostum seragam yang pada masa itu begitu mewah dan hanya diperuntukan untuk masyarakat menengah atas.

       

                                Kostum Muhammadiyah

    
      

  Kostum PN Timah

  • Ikon : Tanda objek berikutnya adalah saat beberapa tokoh Laskar Pelangi saat ingin pergi ke sekolah, tokoh tersebut harus melewati perjalanan jauh dengan medan sulit serta melewati sebuah sarang buaya. Penanda ini menggambarkan sebagai suatu yang gigih menuntut ilmu juga mengejar cita-cita.
                 
         

       Lintang 


       

        Buaya 

  • Ikon : Tanda objek berikutnya dalam film Laskar Pelangi yang menggambarkan penanda agama atau kepercayaan, adegan dimana para murid sekolah Muhammadiyah melakukan ibadah setiap hari. Pada film Laskar Pelangi juga terdapat tokoh warga Tionghoa dan melaksanakan ibadah sesuai kepercayaannya.
 
      

      Tokoh Laskar Pelangi tengah siap beribadah


    F.    KESIMPULAN

     Pada analisis serta pembahasan yang sudah diuraikan pada penelitian ini, dapat kita tarik kesimpulannya bahwa dalam kajian semiotika dapat ditemukan beberapa ikon yang terdapat dalam film Laskar Pelangi. Tanda-tanda tersebut dapat dideskripsikan sebagai makna dari setiap scene adegan film tersebut. Dimana semangat anak-anak dalam mendapatkan pendidikan begitu terlihat jelas dalam film ini. tanda yang disajikan juga sangat baik dalam memberikan kesan prihatin mendalam terhadap tokoh anak-anak serta peran guru yang berusaha mendidik anak-anaknya untuk dapat menggapai masa depan yang cerah meskipun dengan berbagai kekurangan.

Sumber : Sya'dian, T. (2015). Analisis Semiotika Pada Film Laskar Pelangi. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 1(1), 51-63.

Sekian, Terima Kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Objek Kajian Semiotika "Tema Kemanusiaan" (Lukisan Karya Effendi Koesoema )

Kajian Literatur

Review Penelitian Seni Rupa dan Desain