Objek Kajian Semiotika "Tema Kemanusiaan" (Lukisan Karya Effendi Koesoema )

Pendahuluan

Affandi Koesoema (1907 – 23 Mei 1990). Salah satu seniman Indonesia yang berjasa bagi nusa dan bangsa. Affandi merupakan salah satu pionir seni lukis modern Indonesia, dengan gaya ekspresionisnya yang khas. Seseorang yang sederhana dan sejak kecil hidup dalam lingkaran kemiskinan membuatnya memiliki suatu kodrat hidup, keharuan, kepedihan, kegembiraan dan lain-lain dan gagasan yang ia hadirkan pada setiap lukisannya merupakan hasil dari pengalaman langsung. 

Meskipun Affandi sering merasa tidak peduli terhadap aliran apa yang akan dipakai dalam lukisannya, tapi dengan begitu di setiap lukisannya Affandi selalu melibatkan sebuah peran emosi dan subjektifitas pelukis secara dominan. Meski pada akhirnya lukisan Affandi lebih dikenal dengan gaya ekspresionisnya, tetap saja unsur-unsur dalam nilai kemanusiaan, masih ia sampaikan dalam karyanya.  Nilai tersebut sudah melekat dalam kehidupan sehari-harinya.

Isi

Bentuk Formal : Lukisan Bertema Kemanusiaan (visual)
Penelitian dengan tajuk “Tema Kemanusiaan dalam Lukisan Affandi Kajian Semiotika” menggunakan metode penelitian kualitatif. Karya Lukisan yang diambil berjudul "Mata-Mata Musuh" yang memiliki tema kemanusiaan (humanisme) di dalamnya. Dengan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif.

Penanda :
“Sepion“ Krawang 1947
Waktu saya ada di front Krawang, Turut dengan laskar rakyat, sekonyong ada seorang dipukuli oleh rakyat sambil berteriak mata-mata musuh. Terus kita ambil dia orang kaki tangan rakyat, mata-mata diperiksa. Sambil diperiksa dia duduk nongkrong dan termenung memikirkan nasibnya. Saya melukis ini tidak.......,tetapi motif satu manusia menderita. Dan saja ......motif ini apakah dia
salah atau tidak salah tetapi dia menderita. Bagaimana nasibnya dia kemudian saya tak tahu.
(Kutipan dalam caption lukisan Affandi “Mata-Mata Musuh” di Galeri I Museum Affandi
Yogyakarta.)


Petanda : 
Seorang mata-mata Belanda yang ditangkap saat memberikan sebuah informasi tentang serangan gerilya saat terjadi agresi militer II. Affandi yang mencoba untuk mengabadikan mata-mata yang tertangkap oleh pasukan sekutu dan tema ini juga menunjukkan sebuah keterlibatan Affandi sang seniman yang sejaman dengan perjuangan revolusi kemerdekaan Republik Indonesia. Gagasan yang diambil Affandi ini dihubungkan dengan pengalaman pribadinya yang berlatarkan sejarah.

Menurut Charles Sanders Peirce pada dasarnya suatu ikon merupakan tanda yang bisa digambarkan sebagai acuan dalam menggambarkan ciri utama. Dalam lukisan karya Affandi ini terdapat ikon dimana ada dua manusia (lelaki) dan ada senapan. Pada analisi semiotika karya Affandi ada tiga (3) jenis tanda yang digunakan, yaitu; Ikon, Indeks, dan Simbol.

Ikon ; Tanda pada objek disini adanya warna merah yang ada di tembok, kulit, dan baju dan digambarkan seperti percikan darah pada objek manusianya terlebih manusia tersebut tubuhnya meringkuk dan kepalanya agak menunduk. Objek manusia pertama memiliki kulit yang berwarna cokelat gelap dengan kaos putih serta celana yang lusuh. Lalu kedua ada objek manusia berdiri tegap dengan pakaian yang berwarna hijau memegang senapan.

Indeks ; Indeks disini menjelaskan warna, yaitu warna merah adanya pertumpahan darah, warna kulit kecokelatan yang menunjukkan bahwa objek manusia pertama adalah pribumi sedangkan dari pakaian berwarna hijau serta senjata api yang terdapat pada lukisan menujukkan bahwa orang tersebut adalah tentara dan termasuk bangsa asing.

Simbol ; Badan objek manusia pertama yang meringkuk dan kepalanya yang menunduk menjadi sebuah simbol ketakutan. Pita berwarna merah yang diikatkan pada senapan menjadi sebuah simbol peperangan. Serta jenis pakaian yang dipakai menjadi simbol status pemakainya.

Selain itu penggambaran dengan sisi kemanusiaan ini benar-benar menggambarkan kondisi yang begitu berkecamuk dimana banyak masyarajat terhimpit dengan masalah ekonomi juga kemiskinan yang dimana seorang manusia bisa melakukan apa saja untuk melangsungkan hidupnya, iya salah satunya dengan melakukan pengkhianatan. Nyatanya keharuan disini menjadi lebih besar, ketika seorang mata-mata yang seharusnya memberi nafkah bagi keluarganya, ditangkap dan disiksa apabila ketahuan.

Kesimpulan

Pada analisis serta pembahasan yang sudah diuraikan tentang Kajian Semiotika karya Lukisan Affandi yang bertemakan kemanusiaan ini bisa kita tarik kesimpulannya bahwa dengan kajian semiotika kita dapat mengkaji makna lebih dalam mengenai kemanusiaan secara visual maupun tidak dalam lukisan karya Affandi. Pada lukisan ini indeksnya menitikberatkan tentang nilai kemanusiaan yang dituangkan oleh Affandi ke dalam karya dua dimensi (2D). Dimana indeks ini diambil dari pengalaman pribadi yang menyentuh sisi kemanusiaan yang menjadi latar belakang terciptanya lukisan ini. Dari analisis ini makna yang terkandung banyak berkaitan dengan relasi antar tanda dan kajian pada lukisan ini bersifat informasi serta gagasan mengenai konsep kemanusiaan yang disampaikan oleh Affandi dapat lebih mudah ditangkap oleh pembaca.

Sumber : Silaban, R. P. D. (2020). TEMA KEMANUSIAAN DALAM LUKISAN AFFANDI KAJIAN SEMIOTIKA (Doctoral dissertation, Institut Seni Indonesia Yogyakarta).

Terima kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kajian Literatur

Review Penelitian Seni Rupa dan Desain